TINEMU.COM - Pada masa Orde Baru, koran dan majalah tak cuma memuat berita-berita bersumber dari pejabat, pengusaha, atau artis. Mereka memang sering tampil untuk memberi iming-iming agar publik bermimpi menjadi terkenal, berlimpahan duit, dan terhormat.
Dulu, para seniman kadang turut menjadi berita meski tak terlalu digubris pembaca.
Di majalah Tempo, 5 Desember 1981, berita kecil mengenai Tino Sidin. Berita sedih: “Gedubrak! Tino pun tak ingat apa-apa lagi.” Tino Sidin pulang dari Jakarta menuju Jogjakarta untuk kumpul keluarga. Ia ingin memperingati usia 56 tahun di rumah. Di jalan, ia justru mengalami kecelakaan.
Ia berada di rumah sakit Kebumin. Luka-luka harus diobati dan hidup itu utama. Ia berhasil siuman: “Yang saya ingat pertama kali adalah topi baret hadiah dari Presiden.”
Baca Juga: Gimbal Smartphone DJI Osmo Mobile 6, Bantu Abadikan Momen Terbaik
Kita lekas ingat bahwa kekhasan Tino Sidin adalah topi. Keistimewaan lain pernah teringat bocah-bocah masa lalu: Tino Sidin ompong atau kehilangan gigi di bagian depan.
Pada saat kecelakaan, topi itu hampir digondol orang. Polisi berhasil mengamankan topi idaman. Tino Sidin berkata: “Soalnya tanpa topi itu bisa-bisa saya tidak dikenali orang lagi.”
Benar! Ribuan anak di Indonesia sering melihat Tino Sidin bertopi saat mereka menonton acara “Gemar Menggambar” di TVRI. Lelaki santun dan agak lucu itu memang tampak berwibawa dengan topi.
Kecelakaan mengakibatkan ia gegar otak ringan. Tubuh luka tapi ringan. Komentar: “Syukur tangan kanan Pak Tino tak apa-apa. Jadi nanti masih bisa mengajar menggambar lagi.”
Baca Juga: Pertama Kali Indonesia Jadi Tuan Rumah WTD 2022 ke-42 di Bali
Berita kecelakaan itu membuat orang-orang bersedih. Bocah-bocah pun berharap “sang guru” selama dan menemui mereka lagi di TVRI. Tangan biasa membuat gambar itu selama membuat mereka bergembira.
Di majalah Bobo, 30 Oktober 1982, tangan kanan Tino Sidin tak digunakan untuk menggambar di papan. Tangan itu memegang buku dengan sampul foto Tino Sidin dan gambar seorang bocah.
Buku itu berisi gambar-gambar Tino Sidin menanti tangan-tangan para bocah untuk mewarnai. Tangan kiri Tino Sidin memegang sebungkus Mi-Won. Publik masa lalu akrab dengan Mi-Won, terutama ibu-ibu.
Kita membaca iklan mewah dari Mi-Won memberi pesan: “Adik-adik dapatkan hadian Mi-Won dan Pak Tino. Tukarkan bungkus kosong Mi-Won dengan Buku Mewaranai Gambar Tino Sidin.”
Baca Juga: WIR Group Hadirkan Sensasi Panjat Tebing dengan Teknologi Augmented Reality
Artikel Terkait
Marsiana: Saya Terharu, Tak Percaya Ada yang Datang Membantu!
Mensos: Jangan Masih Kecil Dikawinkan, Ya, Papa Mama. Biarkan Sekolah Setinggi-Tingginya!
Sa’di Shirazi, Sastrawan Persia yang Menginspirasi Victor Hugo dan Goethe
Kemensos Evakuasi Ke Rumah Sakit Pasutri yang Sudah Puluhan Tahun Lumpuh