25 dan 50

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 19:31 WIB
Iklan Ulang Tahun ke 25 Majalah Intisari (Koleksi Pribadi Bandung Mawardi)
Iklan Ulang Tahun ke 25 Majalah Intisari (Koleksi Pribadi Bandung Mawardi)

TINEMU.COMmajalah mencapai umur 25 tahun itu “kemenangan”. majalah memiliki pembaca-pembaca setia atau fanatik. Bisnis menguntungkan dari penjualan majalah dan iklan. majalah menjadi “referensi” bagi publik. Nasib beruntung itu milik Intisari. majalah terbit berukuran seperti buku. majalah enggan mendatangi pembaca dengan berukuran besar seperti FeminaSarinahHai, atau tempo.

Pilihan ukuran mungkin menentukan “ingatan” dan “keistimewaan” bagi ribuan pembaca di seantero Indonesia. majalah membakukan ukuran meski terjadi perubahan dalam penjilidan. Dulu, majalah itu menggunakan lem dan kawat. Nasib majalah berbeda dalam keawetan dan kekuatan. Intisari berumur 25 tahun, diperingati dengan iklan sederhana dimuat dalam majalah Kartini, 21 Maret-3 April 1988.

Tulisan berhuruf kapital dan berukuran besar: Intisari. Para pembaca di Indonesia mengingat Intisari itu majalah terkenal sejak lama. majalah dibuat oleh orang-orang tangguh, mengingatkan ketokohan dalam pers: pk ojong dan Jakob Oetama. Dua orang selalu terkenang dengan Intisari dan Kompas. Di Indonesia, kebesaran dan pengaruh mereka menguat di Kompas ketimbang Intisari. Penguatan terjadi gara-gara Kompas menjadi pemicu dan acuan ide-ide keintelektualan, seni, makanan, busana, dan lain-lain.

Baca Juga: Resensi Film: The Whale, Kisah Sedih yang Sengaja Disembunyikan

Pada 2023, Intisari masih terbit tapi berubah misi. Kini, orang-orang membaca Intisari berselera biografi dan sejarah. Isi tak seperti dahulu: campur atau gado-gado. Di tatapan mata, Intisari edisi-edisi baru malah bisa dimengerti sebagai buku. Penamaan tetap majalah mungkin melanggengkan “bisnis” sudah berlangsung lama.

Dulu, orang-orang pun mengingat buku gara-gara majalah Intisari. Puluhan atau belasan halaman dalam Intisari pernah digunakan untuk pemuatan cukilan buku. Orang membaca majalah tapi mendapat cukilan buku. Ia merasa mendapat keuntungan ganda. Rampung membaca (cukilan) buku, pembaca-pembaca Intisari bisa mencari buku-buku dalam edisi bahasa Inggris atau Indonesia.

Pengumuman dari pihak Intisari dalam majalah Kartini mengawali pemberian keuntungan ganda kepada para pembaca: “Buku, kata orang, tempat bernaung segala ilmu. Semakin banyak kita baca buku, kian banyak ilmu kita timba. Cukilan buku di Intisari Baru selalu menyajikan pengetahuan bermutu. Untuk Anda tahu, segala macam rahasia sukses yang patut ditiru, disarikan di situ!” Pembuatan rubrik mengenai buku membedakan dari edisi-edisi Intisari terdahulu. Para pembaca diharapkan kesengsem. Mereka berhak memberi pujian atas kebijakan redaksi Intisari. Rubrik itu memastikan: “menjelajah buku, menambah ilmu.”

Baca Juga: Resensi Film : A Man Called Otto, Cinta Sesungguhnya Adalah Kekuatan Menjalani Hidup

Di situ, kita melihat keterangan: “HUT 25, Tahun Perak.” Intisari telah dewasa. majalah dinikmati keluarga-keluarga di Indonesia. majalah tetap laris meski bermunculan majalah-majalah pesaing. Intisari mengakar di Indonesia. Kita mengerti taktik dan keberanian pendiri atau redaksi dalam memberi pikat-pikat kepada ribuan pembaca. Intisari mengaku sebagai “bacaan keluarga masa kini.” Kita membuktikan bahwa keluarga-keluarga berlangganan majalah Intisari tampak keranjingan bacaan. Mereka terlihat sebagai keluarga berpengetahuan meski Intisari biasa dicap majalah ringan.

Pada saat peringatan 25 tahun, redaksi mungkin sudah berpikiran usia majalah bakal terus bertambah. Mereka bukan meramal tapi berhitung bisnis dan situasi keaksaraan di Indonesia. Pada 2013, terbit Intisari sebagai edisi khusus berusia 50 tahun. Edisi 500 halaman. Dua puluh lima tahun setelah peringatan 25 tahun Intisari, para pembaca dimanjakan dan dihormati. Pada abad XXI, Intisari tetap terbit, tak habis gara-gara zaman keranjingan digital.

Baca Juga: Produksi Kendaraan Listrik Roda Tiga Multifungsi, Tomara Siap Penuhi Kebutuhan Instansi Pemerintah

Jejak itu masih bisa diketahui saat kita membaca majalah Kartini. Pada masa 1980-an, Intisari dalam kondisi laris dan berpengaruh. Pembuatan pengumuman itu membuktikan pengelolaan majalah memerlukan perubahan-perubahan. majalah tak mungkin selalu “tetap” mengacu awal-awal penerbitan. Intisari berani mengadakan perubahan-perubahan, memastikan tetap mendapat kesetiaan ribuan pembaca. majalah berhak diberi tepuk tangan. Kini, kita menantikan nasib Intisari setelah berhasil melewati usia 50-an tahun. Begitu.**

Editor: Dedy Tri Riyadi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

25 dan 50

Sabtu, 18 Maret 2023 | 19:31 WIB

Berhak 100 Tahun

Minggu, 12 Maret 2023 | 11:36 WIB

Misteri: Ada yang Menyerupai Saya

Selasa, 14 Februari 2023 | 22:49 WIB

Jejak Tionghoa di Ranah Minang

Senin, 23 Januari 2023 | 11:42 WIB

100 Tahun Sang Nabi, Gibran dan Sri

Selasa, 17 Januari 2023 | 18:00 WIB

Gadis Berkalender

Jumat, 13 Januari 2023 | 20:02 WIB

Magelang di Kalender

Jumat, 13 Januari 2023 | 19:44 WIB

Kalender di Tempat Sampah

Selasa, 10 Januari 2023 | 22:24 WIB

Kalender dan Pohon

Selasa, 10 Januari 2023 | 22:13 WIB

Kalender Terlambat Datang

Minggu, 8 Januari 2023 | 15:44 WIB

Rokok dan Kalender

Minggu, 8 Januari 2023 | 14:05 WIB
X