TINEMU.COM - Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) nuklir melalui teknik analisis nuklir mampu mendeteksi kandungan nutrisi pada sebuah makanan. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui terjadinya malnutrisi pada anak, sekaligus merupakan salah satu upaya pencegahan stunting di Indonesia.
Hasil survei Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan bahwa pada 2022 angka stunting di Indonesia mencapai 24,4%. Angka ini masih berada di atas standar yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia atau WHO yakni 20%.
Untuk menuju Indonesia Emas pada tahun 2045 maka dalam mengatasi permasalahan stunting dan malnutrisi di negeri ini, perlu dilakukan upaya dari berbagai sektor dan bersifat multidisiplin. Pemerintah telah menetapkan target penurunan kasus stunting dalam negeri adalah 3,5% per tahun.
Baca Juga: KAI Ajak Masyarakat Ciptakan Logo LRT Jabodebek, Hadiah Utama Rp 50 Juta
Kepala Pusat Riset Teknologi Deteksi Radiasi dan Analisis Nuklir (PRTDRAN) BRIN, Abu Khalid Rivai mengatakan, pencegahan stunting menjadi prioritas nasional dan teknologi nuklir mempunyai peran penting dalam kegiatan tersebut.
Hal tersebut disampaikan Abu Khalid pada seri pertama webinar Voice of Research (VOR) yang digelar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui PRTDRAN dengan tema ‘Peran Nuclear Analytical Technique dalam Kontribusi Pencegahan stunting di Indonesia’ pada Jumat (10/6/2022).
Webinar ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam pencegahan stunting di Indonesia sekaligus menyambut Hari Keluarga Nasional Tahun 2022 yang diperingati setiap 29 Juni. Peringatan Hari Keluarga Nasional di tahun 2022 mengusung tema ‘Ayo cegah stunting agar keluarga bebas stunting.”
Baca Juga: Persemaian Rumpin, Langkah Indonesia Hadapi Perubahan Iklim
Peneliti Ahli Utama – PRTDRAN, Muhayatun menjelaskan malnutrisi tidak hanya disebabkan oleh kekurangan nutrisi, namun juga bisa disebabkan oleh kelebihan asupan nutrisi ke dalam tubuh.
“Ada beberapa penyebab malnutrisi yang dialami anak-anak, diantaranya adalah kurangnya variasi makanan, pola makan kurang baik, lingkungan tidak sehat, juga permasalahan poverty dan equality di Indonesia,” jelas Muhayatun.
Untuk mengatasi masalah stunting, peran nuclear analytical technique atau teknik analisis nuklir adalah bagaimana kita mampu mendeteksi secara baik terkait dengan multi elemen yang ada di dalam sampel yang akan kita deteksi.
Baca Juga: Manatiang, Seni Menghidangkan Aneka Lauk di Rumah Makan Padang
“Yang dilakukan dianalisis nuklir adalah kita mengedepankan teknologi berbasis nuklir khususnya yang berbasis gamma ray yaitu metode Neutron Activation Analysis , X-ray yaitu metode X-ray Fluorescence, gabungan antara gamma ray dan X-ray yaitu Accelerator Based Ion Beam Technique maupun dengan metode yang lebih kompleks yaitu Synchrotron Radiation Technique,” jelas Muhayatun.
Artikel Terkait
GAMA-KiDS Tingkatkan Kemampuan Posyandu Deteksi Dini Stunting
Hasil SSGI 2021 Terjadi Penurunan Stunting 1,6 Persen Secara Nasional
Cegah Anak Stunting dan Obesitas, Ini yang harus dilakukan Seorang Ibu
Pemerintah Targetkan Angka Prevalensi Stunting Tahun 2024 di Bawah 14 Persen
Ini langkah Strategis BIG dan BKKBN Atasi Stunting