TINEMU.COM - Aktivitas gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dengan magnitudo M 5,5 pada kedalaman 10 KM terjadi pada Senin, 21 November 2022.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan hasil analisis melaporkan pemicu kegempaan tersebut bukan berasal dari peningkatan aktivitas Gunung Gede, Jawa Barat.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi ESDM, Hendra Gunawan menyatakan bahwa kondisi Gunung Gede saat ini masih dalam level 1 atau normal.
Baca Juga: KAI Operasikan 56 Kereta Api Tambahan untuk Libur Natal dan Tahun Baru 2022/2023
"Dari data-data saat ini, tidak ditemukan adanya peningkatan aktivitas Gunung Gede, sehingga diharapkan masyarakat untuk tetap tenang," ujar Hendra saat memberikan Keterangan Pers secara daring pada Selasa, 22 November 2022.
Hendra mengungkapkan, Gunung Gede pernah terjadi krisis kegempaan pada sekitar tahun 1950-an. Setelah diteliti, karakter dari Gunung Gede tersebut muncul krisis kegempaan setiap 20 tahun. Meskipun begitu, aktivitas Gunung Gede tidak pernah berlanjut menjadi level yang lebih tinggi.
"Terlepas dari historisnya, Gunung Gede pernah erupsi, baik berupa awan panas ataupun aliran lava, namun, dari 100 hingga 200 tahun terakhir belum menunjukkan adanya peningkatan," jelas Hendra.
Baca Juga: Update Gempa Cianjur, BNPB: 268 Warga Meninggal Dunia
Terkait gempa bumi di Cianjur, Hendra menjelaskan bahwa daerah yang menjadi pusat sumber gempa tersebut merupakan kawasan rawan bencana gempa bumi, dimana struktur tanah atau batuannya kurang terkonsolidasi.
Karena batuannya relatif mudah, apabila terjadi gempa bumi, akan memperkuat efek dari guncangan gempa. Terlebih, informasi yang disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa sumber gempa merupakan gempa bumi dangkal yang tidak jauh dari patahan aktif sesar Baribis.
Lebih lanjut, Hendra mengungkapkan bahwa hal terpenting dalam bencana gempa bumi adalah bagaimana mengidentifikasi daerah-daerah dengan resiko tinggi ataupun rendah, sehingga Pemerintah Daerah mempunyai acuan dalam pengembangan tata ruang untuk pembangunan di wilayahnya.
Baca Juga: Tim Indonesia Siap Rebut Emas di IESF Bali 14th World Esports Championships
Sebagai informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Geologi telah mengirim Tim Tanggap Darurat ke lokasi bencana guna melakukan pemetaan dampak gempa bumi dan memberikan rekomendasi teknis guna membantu Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi lokasi bencana.
Kementerian ESDM dibantu PLN dan Pertamina terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan juga Posko Satgas Bencana BUMN di Cianjur untuk selalu berkoordinasi dalam upaya pemulihan pasokan energi ke wilayah terdampak.***
Artikel Terkait
Data BNPB: 62 Meninggal Dunia Pasca Gempa Kabupaten Cianjur
Bupati Cianjur Tetapkan Status Tanggap Darurat Gempa
BNPB Koordinasikan Percepatan Penanganan Gempa Cianjur M 5,6
BMKG Imbau Masyarakat Waspada Bencana Lanjutan Longsor dan Banjir Bandang Pascagempa Cianjur
Update Gempa Cianjur, BNPB: 268 Warga Meninggal Dunia