• Selasa, 26 September 2023

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (182)

- Minggu, 10 September 2023 | 09:00 WIB
Cover Cerbung Pahlawan Padang Gurun (Istimewa)
Cover Cerbung Pahlawan Padang Gurun (Istimewa)

TINEMU.COM - “Kabarnya pemuda yang baru berumur dua puluh lima atau dua puluh enam tahunan, berperawakan tinggi, ada tahi lalat di tengah jidatnya,” kata Ho Kiu-kong.

Sejak kecil Bing-sia sudah ikut ayahnya berkelana di dunia kangouw, maka macam-macam tokoh persilatan sudah dilihat dan didengarnya. Tapi keterangan Ho Kiu-kong tentang Jay-hoa-
cat itu sungguh sangat di luar dugaannya, sebab gambaran Jay-hoa-cat itu ternyata mirip Ci In-hong, baik umur maupun perawakan, begitu pula tahi lalat di tengah jidat adalah ciri-ciri khas Ci In-hong.

Tapi waktu kejadian terang tidak cocok, ada kemungkinan perbuatan di rumah komandan kota itu dilakukan oleh Ci In-hong, tapi kejadian pertama pasti bukan, sebab waktu itu terang Ci In-hong masih belum kabur dari Long-sia-san.

Bing-sia menjadi sangsi, ia coba tanya, “Apakah kedua peristiwa itu dilakukan Jay-hoa-cat yang sama?”

Tampaknya Ho Kiu-kong rada heran, jawabnya, “Mengapa nona menyangsikan Jay-hoa-cat itu ada dua orang? Satu saja sudah kalang kabut, kalau dua kan lebih celaka lagi. Tapi aku pun tidak tahu dengan pasti, sebab dari prajurit-prajurit di rumah komandan kota dan para jago pengawal di rumah hartawan Sun tiada keterangan yang menyatakan penjahat yang mereka hadapi itu ada persamaannya.”

Bing-sia merasa kecewa karena tidak mendapat keterangan yang memuaskan. Tapi sekarang ia pun tahu duduknya perkara, kiranya ditolaknya dia menginap di hotel dan makan di restoran adalah karena orang-orang itu takut ikut tersangkut oleh urusan Jay-hoa-cat, sebab siapa tahu bila malamnya sang tamu lantas diculik oleh penjahat itu.

“Makanya nona cantik seperti kau hendaklah hati-hati, nona Beng,” kata Ho Kiu-kong pula.

“Tapi tampaknya kau seperti tidak takut terhadap hal begitu? Aku justru berharap Jay-hoa-cat itu menyantroni diriku,” sahut Bing-sia.

“Kiu-kong, tampaknya kaupun seorang yang berisi, rupanya aku salah lihat tadi.” Berbareng itu sebelah tangannya terus mencengkeram ke pundak Ho Kiu-kong.

Kakek itu terkejut, dengan sendirinya ia berusaha menangkis. Akan tetapi pergelangan tangannya lantas kena dipegang Bing-sia. Sekali pegang segera Bing-sia dapat menjajaki tinggi rendahnya kepandaian orang, ternyata tidak seperti dugaannya semula.

“Jangan bergurau, nona, tulang-tulang tua bisa retak semua,” seru Kiu-kong.

Bing-sia melepaskan cekalannya dan berkata, “Maaf Kiu-kong. Terpaksa aku menjajal engkau supaya kau perlihatkan dirimu yang sebenarnya.”

“Ai, sudah tua, hanya beberapa jurus cakar kucing saja juga tak berguna,” kata Kiu-kong. “Aku malah tidak menyangka kepandaian nona yang hebat ini, tampaknya aku pun tidak perlu kuatir lagi.”

“Ah, kau terlalu memuji,” kata Bing-sia. “Apakah Kiu-kong pernah menyelidiki jejaknya Jay-hoa-cat itu, kalau ada tanda-tanda yang dapat dicari aku pun ingin coba-coba menghadapi dia.”

“Terus terang Jay-hoa-cat itu terlalu lihai, hanya dengan beberapa jurus kepandaianku ini mana aku berani mencari perkara padanya?” sahut Ho Kiu-kong.

Halaman:

Editor: Dedy Tri Riyadi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (198)

Selasa, 26 September 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (197)

Senin, 25 September 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (196)

Minggu, 24 September 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (195)

Sabtu, 23 September 2023 | 09:00 WIB

Auman Sang Singa Tua

Jumat, 22 September 2023 | 18:23 WIB

Lantunan Buku Harian Dido

Jumat, 22 September 2023 | 18:05 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (194)

Jumat, 22 September 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (193)

Kamis, 21 September 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (192)

Rabu, 20 September 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (191)

Selasa, 19 September 2023 | 09:00 WIB

Lili Tak Mampir ke Moskow

Senin, 18 September 2023 | 19:09 WIB
X