Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (2)

- Senin, 13 Maret 2023 | 09:00 WIB
Sampul Cerbung Pahlawan Padang Gurun (Istimewa)
Sampul Cerbung Pahlawan Padang Gurun (Istimewa)

TINEMU.COM - Su-lam melompat turun dari kudanya dan mendekati orang itu, ketika diperiksa, ternyata bagian kepalanya sudah remuk, jelas sudah lama matinya. Su-lam menduga setelah kematiannya orang itu lantas teruruk oleh pasir yang terbawa oleh angin puyuh sehingga terhindar dijadikan santapan elang buas.

Lantas siapakah orang yang mati ini?

Dilihatnya pinggang orang mati itu ada sebuah kantong kulit. Timbul pikiran Su-lam untuk memeriksa isi kantong kulit itu, bilamana bisa ditemukan sesuatu tanda pengenal orang itu, tiada jeleknya kelak berita kematiannya ini dapat disampaikan kepada keluarganya.

Segera Su-lam menggeledah isi kantong kulit itu. Tapi ia menjadi terkejut. Ternyata isi kantong itu hanya 3 buah kim-piau (piau emas). Piau yang terbuat dari emas jarang ada di dunia kangouw. Apalagi bentuk piau itupun sangat aneh, pada ujung piau ada bercabang dalam bentuk kepala ular. Yang lebih mengejutkan lagi ketika terendus bau amis dari ketiga piau yang dia pegang itu. Segera ia paham bahwa senjata-senjata rahasia itu berbisa.

Baca Juga: Cerbung: Pahlawan Padang Gurun (1)

Bahwasanya piau berbisa itu sebenarnya juga tidak mengejutkan, yang paling membuat Su-lam terkejut adalah gambar yang terukir dibatang piau itu. Gambar ukiran dibatang piau itu adalah naga yang sangat indah dan hidup. Seketika terkilas dalam benak Su-lam akan nama senjata rahasia itu: “Tok-liong-piau”.

Pemilik Tok-liong-piau (piau naga berbisa) adalah seorang bandit besar termashur yang biasanya bekerja sendirian, namanya To Pek-seng, terkenal pula dengan julukan “Ek-pak-jin-mo”, Si Manusia Iblis dari Utara. Dari julukannya saja dapat dibayangkan dia pasti seorang iblis yang ganas. Tapi sebenarnya tidak demikian, meski selama hidupnya banyak membunuh orang, tapi dia tidak membunuh asal membunuh, kebanyakan korbannya adalah pembesar-pembesar korup kerajaan Kim atau perwira-perwira Kim yang suka mengganas dan menindas rakyat kecil.

Sungguh tak terduga bahwa tokoh yang termashur itu sekarang dapat ditemukan Li Su-lam dalam keadaan sudah menjadi mayat. Su-lam hanya pernah dengar nama To Pek-seng dan tidak pernah kenal muka. Cuma ia sering mendengar cerita-cerita tentang Tok-liong-piau. Diketahuinya piau itu mempunyai yang lain daripada yang lain dengan racun yang mematikan seketika asal masuk darah.

Baca Juga: Berhak 100 Tahun

Begitulah sambil memegangi Tok-liong-piau itu, Su-lam pikir yang mati itu tentulah To Pek-seng adanya. Padahal ilmu silatnya begitu tinggi, siapakah gerangan yang mampu membunuhnya?

Belum habis Su-lam berpikir, mendadak terdengar suara desiran kencang sebatang panah tahu-tahu menyambar tiba. Begitu kencang datangnya panah itu sehingga baru saja Li Su-
lam mendengar suara desiran angin, tahu-tahu panah sudah di depan dada. Padahal Su-lam lagi mengamati Tok-liong-piau, mimpi pun dia tidak menyangka akan diserang orang di tengah gurun Gobi yang tiada nampak bayangan seorangpun, karena tak ber-jaga-jaga, hampir saja ia terkena panah bersuara itu.

Untung dia sempat menjatuhkan diri ke samping dan berguling beberapa kali ke sana. Terdengarlah suara bergelak tertawa Si Pemanah. Dalam pada itu dengan cepat luar biasa panah ke dua dan ke tiga susul menyusul sudah menyambar tiba pula.

Biasanya panah bersuara hanya digunakan sebagai peringatan saja. Menurut kebiasaan kangouw, orang yang berani menggunakan panah bersuara tentu yakin akan kepandaian sendiri pasti jauh diatas pihak lawan, makanya berani memakai panah bersuara, agar pihak lawan bisa siap sedia lebih dulu. Bahkan panah pertama biasanya juga tidak diarahkan tempat yang berbahaya. Akan tetapi panah bersuara orang ini ternyata secepat kilat datangnya, malahan susul menyusul tiga panah dan semuanya mengarah tempat mematikan di tubuh Li Su-lam.

Baca Juga: Kertas: Bacaan dan Kegunaan

Halaman:

Editor: Dedy Tri Riyadi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (16)

Senin, 27 Maret 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (15)

Minggu, 26 Maret 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (14)

Sabtu, 25 Maret 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (13)

Jumat, 24 Maret 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (12)

Kamis, 23 Maret 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (11)

Rabu, 22 Maret 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (10)

Selasa, 21 Maret 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (9)

Senin, 20 Maret 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (8)

Minggu, 19 Maret 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (7)

Sabtu, 18 Maret 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (6)

Jumat, 17 Maret 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (5)

Kamis, 16 Maret 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (4)

Rabu, 15 Maret 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (3)

Selasa, 14 Maret 2023 | 09:00 WIB

Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (2)

Senin, 13 Maret 2023 | 09:00 WIB

Cerbung: Pahlawan Padang Gurun (1)

Minggu, 12 Maret 2023 | 12:25 WIB

Usia: Majalah dan Rumah

Minggu, 12 Maret 2023 | 11:10 WIB
X