TINEMU.COM - Siau-kang manggut-manggut, katanya: “Ya, begitulah pikiranku.” Ia minum seteguk, lalu menyambung perkataannya: “Aku punya seorang sahabat yang bertugas sebagai jago pengawal di keraton, menurut beritanya, pihak Mongol memang benar pernah
mengirim utusan rahasia ke Lim-an (kini Hangciu, kotaraja Song selatan selama hijrah) untuk merundingkan persekutuan dalam menghadapi Kim bersama-sama. Namun sebegitu jauh pihak Lim-an belum ambil keputusan, soalnya di antara pembesar-pembesarnya nya terbagi dua golongan yang pro dan kontra. Yang satu setuju mengembalikan wilayah Tionggoan yang diduduki Kim dengan bantuan kekuatan Mongol. Golongan lain takut akan keganasan pihak Kim, jangan-jangan persekutuan dengan Mongol juga tidak mendatangkan kemenangan, maka nasib negara tentu akan tambah konyol. Kedua golongan itu sama-sama tidak pernah memikirkan menggunakan tenaga sendiri untuk mengalahkan musuh, sungguh harus disesalkan."
Baca Juga: Cerbung: Pahlawan Padang Gurun (1)
“Bagaimana kalau menurut pandangan Beng-tayhiap?” tanya Su-lam.
“Bersekutu dengan Mongol untuk menggempur Kim, apakah cara ini dapat dijalankan, hal ini pun menjadi pembicaraan ramai di tengah tokoh-tokoh persilatan di daerah Kang-lam”, tutur Siau-kang. “Yang jelas jarak Mongol dengan Wilayah Song terpisah beribu-ribu li jauhnya, para pahlawan Kang-lam pada umumnya belum pernah kenal tanah Mongol sehingga sedikitpun belum mempunyai gambaran jelas tentang Mongol. Sebab itulah kawan2 Bu-lim banyak yang beranggapan tidak berguna hanya berdebat kosong saja, yang lebih penting harus mengenal Mongol lebih dulu, selidiki dulu keadaannya dan cari tahu latar belakangnya, habis itu barulah dapat diputuskan apakah persekutuan demikian memang betul-betul atau cuma tipu muslihat saja. Untuk soal inilah maksud tujuan kedatanganku ke Mongol ini."
Serentak timbul rasa hormat Li Su-lam kepada Beng Siau-kang, katanya: “Beng-tayhiap rela melintasi gurun luas ini dan dengan susah payah berjuang bagi negara dan bangsa, sungguh wanpwe merasa sangat kagum.”
“Orang Kangouw seperti kita sudah biasa berkelana ke mana-mana, kesukaran-kesukaran justru merupakan gemblengan bagi kita,” kata Siau-kang. “Seperti anak perempuanku, semula dia juga tidak biasa dengan keadaan di gurun pasir ini tapi lambat laun juga sudah biasa sekarang.”
Baca Juga: Berhak 100 Tahun
Beng Siau-kang hanya punya anak perempuan tunggal itu, berbicara tentang puteri kesayangan itu menjadi suka berpanjang-panjang, maka dengan tertawa ia menambahkan lagi: “Mestinya aku suruh dia tinggal di rumah, tapi dia bersikeras mau ikut, terpaksa aku membawanya serta. Untung dia tidak menambah kesukaranku dalam perjalanan, sebaliknya dia yang telah banyak melayani aku dalam perjalanan jauh ini.”
“Ini adalah rejeki, Beng-tayhiap yang besar punya seorang anak perempuan yang berbakti,” kata Su-lam.
“Kau juga anak berbakti,” ujar Siau-kang. “Bukankah tadi kaupun mengatakan selama beberapa tahun ini kau hanya tinggal dirumah mendampingi ibumu.”
Yang satu anak perempuan berbakti, yang lain juga anak laki berbakti. Yang bicara tidak sengaja, yang dengar kena di hati. Usia Li Su-lam sudah 23 tahun, selama itu belum pernah bergaul dengan kaum wanita, Beng Bing-sia boleh dikata teman dari jenis lain yang pertama dikenalnya.
Walaupun ia tidak berani berpikir tidak2 terhadap gadis yang cantik dan gagah itu, tapi di dalam hati iapun sangat suka padanya. Mukanya menjadi merah mendengar Beng Siau-
kang membandingkan dia dengan anak perempuannya.
Baca Juga: Kertas: Bacaan dan Kegunaan
Cepat ia menjawab: “Ah mana wanpwe dapat disamakan dengan puterimu. Eh tadi Beng-tayhiap bicara maksud tujuan kedatanganmu ke Mongol sini, apakah sudah ada sesuatu hasil yang diperoleh?”
“Ya, sudah ada delapan bulan juga kami berada di Mongol, selama ini sudah banyak tempat yang kami kunjungi,” tutur Beng Siau-kang. “Banyak juga teman-teman dari macam-macam golongan telah kami jumpai. Dari hasil selidikan kami diketahui bahwa Jenghis Khan benar-benar seorang pemimpin yang hebat dengan kekuatan pasukannya sekarang dia cukup kuat
mengalahkan kerajaan Kim tanpa bantuan pihak Song.”
Artikel Terkait
Cerbung: Pahlawan Padang Gurun (1)