TINEMU.COM - “Kanglam-tayhiap Beng Siau-kang yang mengambilnya,” sahut Su-lam.
“Hah, Beng-tayhiap? Kaupun kenal dia?” seru laki-laki itu terkejut.
“Tidak begitu kenal, Cuma kemarin dia yang menyelamatkan jiwaku,” kata Su-lam.
Lalu iapun menceritakan pengalamannya kemarin itu.
Setelah mengikuti cerita Su-lam dan tahu pula dia adalah murid Kok peng-yang dari Siau-limpay, sikap laki-laki itu menjadi banyak lebih ramah, katanya: “Maaf sebelumnya aku tidak kenal asal-usulmu. Aku she (marga) Song bernama Thi-lun. Dia adalah istriku Soatang Liu Sam-nio, mungkin kau pernah dengar nama kami.”
Kiranya Song Thi-lun suami-istri adalah bandit-bandit terkenal di daerah Soatang. Lebih-lebih Liu Sam-nio, orang menjuluki dia sebagai iblis perempuan yang membunuh orang tanpa berkedip. Cuma iapun serupa To Pek-seng, sasarannya hanya hartawan-hartawan rakus dan pembesar-pembesar korup dan kejam.
Baca Juga: Kemendag Musnahkan Pakaian, Sepatu, dan Tas Bekas Senilai Rp 10 Miliar
“Sudah lama aku kagum nama kalian, tentunya kalian pun kenal Beng-tayhiap,” tanya Su-lam.
“To Pek-seng adalah kepala golongan (bandit) kami, dahulu Beng-tayhiap pernah berkunjung kepadanya, maka kami pun pernah bertemu satu kali dengan dia,” kata Thi-lun.
“Jika begitu urusan menjadi gampang,” ujar Su-lam. “Beng-tayhiap baru saja berangkat pagi tadi, aku taksir mereka belum lagi melintasi Gobi, bila kalian kejar mereka tentu dapat menyusulnya.”
Tiba-tiba Liu Sam-nio bertanya: “Apakah Li-siangkong dapat menerangkan cara bagaimana dia mengetahui Tok-liong-piau berada padamu dan Li-siangkong yang minta Beng-tayhiap membawanya pulang?”
“Memang aku bermaksud menyerahkan Tok-liong-piau padanya karena Beng-tayhiap telah menerangkan hubungan baiknya dengan To Pek-seng. Cuma sayang dia buru-buru berangkat sehingga aku tidak sempat minta petunjuk-petunjuk padanya.”
Song Thi-lun adalah laki-laki yang polos dan tidak sabaran, segera ia berkata: “Kami akan segera menemui beng-tayhiap, kau ada urusan apa boleh kusampaikan padanya.”
Baca Juga: Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (7)
Su-lam merasa tidak enak untuk menceritakan keraguan Beng Siau-kang yang bermaksud membunuhnya, maka secara samar-samar ia hanya pesan: “Cukup kalian menyampaikan terima kasihku kepada Beng-tayhiap, bahwa aku pasti akan berbuat menurut pesannya.”
Artikel Terkait
Cerbung: Pahlawan Padang Gurun (1)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (3)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (2)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (4)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (5)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (6)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (7)