TINEMU.COM - Su-lam sendiri sudah sudah payah karena hajaran cambuk Liu Sam-nio, tampaknya kedua roda Song Thi-lun sudah menghantam pula, karena tidak sanggup menangkis, Su-lam hanya pejamkan mata menunggu ajal saja.
Tak terduga pada saat menentukan itulah, tahu-tahu badannya seperti kena dirangkul orang terus dilarikan ke samping. Rupanya kedua pendatang itu sempat menyelamatkan dia, yang seorang menangkis hantaman roda dengan palu berantai, yang seorang lagi menyerobot tubuh Su-lam ke samping.
Kedua penolong ini adalah Bu-su Mongol.
Ketika roda besi terbentur palu berantai, terdengar suara nyaring disertai letikan api. Tangan Song Thi-lun kesakitan, ternyata rodanya menjadi gumpil. Biasanya Thi-lun sok bangga akan tenaganya yang besar, sekarang baru tahu dia bahwa tenaga lawan juga tidak lemah.
“Kau bunuh bocah itu, Toako, bangsat ini serahkan padaku!” seru Liu Sam-nio. Berbareng dengan itu cambuknya lantas melingkar ke depan.
Baca Juga: Pendaftaran Dibuka, Yuk Ikut Mudik Bareng Honda 2023
“Jangan garang!” bentak Bu-su Mongol itu. Sebelah tangannya memegang palu berantai, tangan yang lain membawa busur baja. Karena palu berantai telah digunakan melayani Song Thi-lun, terpaksa ia melayani Liu Sam-nio dengan busurnya.
Permainan cambuk Liu Sam-nio sangat lincah, begitu ujung cambuk tersampuk, segera ia ganti serangan pula dengan gerakan “Tok-coa-tho-sin” (ular berbisa menjulur lidah), mendadak cambuknya melurus terus menusuk hiat-to musuh.
“Bagus!” bentak Bu-su Mongol itu sambil angkat busurnya, diputar dan ditarik, cambuk melingkar pada busur itu.
Liu Sam-nio cepat membetot cambuknya dengan maksud membikin putus tali busur lawan. Tak terduga tenaga lawan jauh lebih kuat sehingga dia yang terseret maju. Terpaksa Liu Sam-nio menubruk maju malah sambul mengendurkan cambuknya sehingga terlepas.
Pada saat itu, palu berantai disebelah tangan Bu-su itu telah disambitkan pula ke punggung Song Thi-lun. Mestinya Thi-lun hendak memburu ke sana untuk melayani Bu-su yang menyelamatkan Li Su-lam tadi, ketika mendengar samberan angin dari belakang, terpaksa ia menangkis ke belakang.
Baca Juga: Kemendag Musnahkan Pakaian, Sepatu, dan Tas Bekas Senilai Rp 10 Miliar
“Trang”, kembali rodanya terbentur gumpil lagi. Suara ribut itu telah membikin Su-lam tersadar, baru sekarang ia melihat jelas orang yang menyelamatkan jiwanya itu. Ia menjadi terheran-heran dan menyangka berada di alam mimpi. Kiranya Bu-su yang menolongnya itu tak lain tak bukan adalah Cilaun yang telah dikenalnya kemarin. Hanya selang satu hari saja keadaan sudah berubah, Cilaun yang kemarin hendak membunuhnya kini telah berubah menjadi penyelamatnya.
“Mengapa bisa terjadi begini?” demikian Su-lam tidak habis mengerti. Tapi karena kenyataannya memang demikian, betapapun ia tidak bisa menyangkal.
Bu-su yang datang bersama Cilaun itu ternyata sangat tangkas, dengan satu lawan dua dia masih lebih banyak menyerang daripada bertahan. Lantaran tak bisa mengalahkan musuh, pula kuatir akan datang lagi bala bantuan yang lain, Song Thi-lun berdua tidak berani bertempur lebih lama lagi, cepat mereka mencemplak ke atas kuda dan melarikan diri.
Artikel Terkait
Cerbung: Pahlawan Padang Gurun (1)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (3)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (2)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (4)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (5)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (6)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (7)