TINEMU.COM - Kiranya tempo hari elang yang terpanah oleh Li Su-lam dan kabur lagi itu telah diketemukan Cilaun di tengah jalan, karena itu ia lantas mencari jejak si pemanahnya dan akhirnya ia bertemu dengan Su-lam.
Tempat perburuan Jengis Khan adalah pegunungan Ken yang terletak belasan li dari Holin, maka tidak terlalu lama sampailah mereka di tempat tujuan. Li Su-lam dan ayahnya mengikuti Cilau ke atas gunung, tertampak pengawal-pengawal memenuhi lereng gunung dengan melepaskan elang dan anjing untuk mengejar binatang buruan, hakikatnya Li Su-lam tidak tahu yang manakah Jengis Khan adanya.
Tiba-tiba terdengar suara gemuruh di udara, Su-lam menjadi heran cuaca secerah itu mengapa ada bunyi guntur. Waktu ia menengadah, di lihatnya di atas langit sana ada dua titik hitam yang makin mendekat menjadi makin jelas, akhirnya tampak olehnya kedua titik hitam itu kiranya adalah dua ekor burung rajawali yang besar itu.
Su-lam terkejut melihat rajawali yang berlipat besarnya daripada elang yang dipanahnya tempo hari itu. Mungkin karena banyaknya orang di bawah, kedua ekor rajawali itu tidak berani terbang rendah, tapi berputar-putar di angkasa.
Baca Juga: Sambut Ramadan, Aplikasi KESAN Rilis Program Ramadan Euphoria
Selagi semua orang menengadah mengikuti gerak-gerik dua rajawali itu, datanglah seorang Bu-su berjubah perang warna kuning emas tampil ke depan sambil membentang busurnya dan berseru, “Jika aku dapat membalas sakit hati leluhur dan menyapu bersih negeri Kim, panahku ini akan tepat mengenai sasarannya!”
Terdengar suara mendesing keras, panah terlepas dari busurnya. Benar juga, kontan rajawali yang melayang-melayang di angkasa itu terjungkal kebawah. Bahkan tidak cuma satu, tapi dua ekor sekaligus terkena satu panah.
Serentak terdengarlah sorak sorai gemuruh, “Hidup maharaja kita, Jengis Khan! Engkau telah diberkati tenaga raksasa, engkau dikarunia kepandaian memanah, musuh bertekuk lutut di hadapanmu! Kaum khianat gemetar mendengar namamu!"
Su-lam terperanjat. Baru sekarang ia tahu Bu-su pemanah rajawali itulah Jengis Khan adanya. Mau tak mau ia harus mengakui Jengis Khan memang benar-benar seorang tokoh besar, seorang yang luar biasa, cukup caranya dia memanah rajawali saja rasanya tiada bandingannya di dunia ini.
Baca Juga: Liz Hadi Rilis Single Religi Bertajuk Takdir
Begitulah serentak semua anak buah Jengis Khan berjongkok menyembah, seru mereka, “Satu panah dua rajawali, Thian telah meluluskan permohonan Khan besar, pergerakan ini tidak saja sakit hati akan terbalas dan negeri Kim akan runtuh, bahkan seluruh jagat mungkin akan dipersatukan oleh Khan besar. Harap Khan besar memilih hari yang baik untuk mengerahkan prajurit kita!”
Mongol dan Kim adalah musuh bebuyutan. Kakek Jengis Khan, yaitu Ampakai Khan pernah ditawan oleh pihak Kim dan dibunuh secara keji. Sebab itulah selamanya Jengis Khan menggunakan semboyan membalas dendam sebagai daya tarik anak buahnya untuk mempersatukan berbagai rumpun Mongol.
Malahan apa yang diserukan panglima-panglimanya tadi tidak saja menghendaki Khan besar mereka menyapu bersih negeri Kim, bahkan juga berniat mencaplok kerajaan Song dan
negeri-negeri lain di sekitar Mongol. Sebenarnya Jengis Khan juga punya ambisi untuk menaklukkan dunia, seruan para panglimanya tadi sesungguhnya cuma memperlengkap maksud hati maharajanya saja.
Baca Juga: Syekh Uthman bin Farooq Mengisi Kajian Dialog Agama Real Masjid, Yogyakarta
Yang menjadi waswas adalah Li Su-lam setelah mendengar seruan tadi. Tanpa sadar ia melirik ayahnya, ia pikir sekarang ayah tentu merasa apa maksud tujuan pihak Mongol. Melihat sikap puteranya itu, Li Hi-ko lantas tahu juga isi hati Su-lam, cepat ia mengedip sambil mengerut kening, maksudnya supaya Su-lam jangan sembarangan omong.
Artikel Terkait
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (11)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (12)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (13)