TINEMU.COM - Hari itu Li Su-lam dan Nyo Wan sedang melarikan kudanya dengan cepat, tanpa terasa sudah lewat lohor dan sudah berpuluh li meninggalkan rumah gilingan. To Hong pernah mengatakan rombongannya berkemah di Oh-tiap-kok, maka menurut perkiraan Li Su-lam lembah kupu-kupu itu tentu sudah dilaluinya. Ia tidak tahu bahwa lembah itu justru berada di depan mereka, hanya saja tidak terletak pada jalan yang mereka tempuh.
Di tengah rasa bimbang oleh kecamuknya pertentangan batin, kebetulan saat itu mereka sampai di suatu persimpangan jalan tiga jurusan. Tiba-tiba dari depan datang suatu rombongan kira-kira enam-tujuh penunggang kuda. Ternyata mereka adalah rombongan yang semalam datang ke rumah gilingan untuk mencari buronan itu.
Melihat Li Su-lam, Busu Mongol yang memimpin rombongan lantas memapaknya, sambil berseru. “Li-kongcu, kedatanganmu sangat kebetulan!”
Walaupun semalam Su-lam telah memperlihatkan tanda pengenalnya, maka sekarang ia merasa kebat kebit juga kalau rahasianya ketahuan. Dalam pada itu Busu Mongol itu sudah berada di depannya, terpaksa ia balas menyapa, “Ya, sungguh sangat kebetulan. Kau ada urusan apa?”
Baca Juga: Berjumpa Ikan Hiu Paus di Teluk Saleh
“Ada kabar baik yang dapat kuberitahukan,” kata Busu Mongol itu. “Buronan yang kami cari itu kini sudah diketahui jejaknya.”
Su-lam tahu buronan yang dimaksudkna adalah Liong Kang, dalam batin ia merasa geli dan anggap ucapan orang Mongol itu sebagai omong kosong belaka. Tapi timbul juga rasa sangsinya, karena tidak jelas apa yang dikehendaki orang.
Maka dengan tersenyum iapun menjawab: “O, baik sekali kalau begitu, tentu kau telah berjasa besar. Di manakah kalian berhasil membekuk buronanmu?”
“Bukan buronan yang telah kami bekuk, tapi suatu rombongan anak buah To Pek-seng telah datang ke Sehe sini, mereka berkemah di Oh-tiap-kok, di antara mereka terdapat dua dara, satu diantaranya adalah anak perempuan To Pek-sing."
Li Su-lam yakin anak dara yang lain yang dimaksudkan itu tentu Beng Bing-sia adanya. Ia menjadi ragu-ragu apakah mesti ikut pergi atau tidak. Belum lagi ia menjawab, tiba-tiba Nyo Wan mendahului berkata, “Kita sama-sama mendapat tugas penting dari Khan Agung, kalau ada pekerjaan adalah sepantasnya kami ikut pergi membantu.”
Mendengar Nyo Wan sudah berkata demikian, segera Su-lam ikut menyatakan setuju. Busu Mongol itu sangat senang, beramai-rama mereka lantas berangkat.
Baca Juga: Selamat! Rupiah Tahun Emisi 2022 Jadi Uang Kertas Terbaik Dunia
Begitulah kedatangan mereka sangat tepat karena saat itu To Hong dan Bing-sia lagi terdesak. Mereka menjadi heran melihat di antara bala bantuan musuh yan datang itu terdapat Li Su-lam, terutama Bing-sia merasa tidak tentram dan sangsi jangan-jangan Li Su-lam benar telah berkhianat. Ia pun menduga wanita yang datang bersama itu tentu Nyo Wan seperti apa yang didengarnya dari To Hong.
Sementara itu rombongan pendatang itu sudah melompat turun dari kuda masing-masing dan berlari ke atas bukit. Si Lama jubah merah segera pula dapat mengenali Li Su-lam. Lama ini adalah Lama yang semalam ikut mendatangi rumah gilingan, di sana dia telah dilukai Li Su-lam dan untung dapat menyelamatkan diri walaupun kedua kawannya terbinasa, habis itu barulah dia ketemu Tun-ih Pin. Sekarang dilihatnya Li Su-lam datang bersama kawan-kawannya orang Mongol keruan kejutnya tidak kepalang, cepat ia berseru, “Hei, di tengah kalian ada mata-mata musuh!”
Tentu saja Busu Mongol itu merasa bingung, ia menjawab, “Apa? Siapa ......”
Artikel Terkait
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (66)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (67)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (68)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (69)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (70)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (71)