TINEMU.COM - “Benar, selama belasan hari ini debu kotoran benar-benar telah menyelimuti kecantikanmu,” kata Toh Hiong tertawa. “Ku kira kau harus beli pula cermin dan sisir, kita mencari sebuah hotel, malam ini dapatlah kau mandi dan berdandan sepuasnya.”
Watak Nyo Wan sebenarnya memang suka akan kebersihan, meski kata-kata Toh Hiong itu agak berlebihan, tapi disangkanya karena hubungan mereka yang semakin akrab, maka pemuda itu sengaja berkelakar dengan dia.
Maka dengan tertawa Nyo Wan menjawab, “Cermin dan sisir sih tidak penting, kukira harus membeli sebatang pedang atau golok.”
“Ya, aku pun ingin membeli dua ekor kuda tunggangan,” kata Toh Hiong. “Marilah kita coba cari ke sana.”
Kota ini sangat kecil, tapi berhubung banyak pengungsi yang pendah ke situ, suasana menjadi tambah ramai. Nyo Wan menemukan sebuah toko pakaian bekas, pemilik toko adalah kaum wanita. Nyo Wan merasa sangat kebetulan maka ia pesan agar Toh Hiong pergi mencari kuda dan senjata, nanti dirinya akan menyusul ke sana.
Baca Juga: 593.130 Penumpang Gunakan Kereta Api Selama Libur Panjang Akhir Pekan
Toh Hiong merasa si nona sekarang sudah sangat jinak rasanya tak mungkin lari sendiri, maka tanpa sangsi ia pun tinggal pergi.
Selesai memilih beberapa pasang pakaian yang cocok ukuran dan warnanya, Nyo Wan bayar harganya, lalu keluar dari toko untuk mencari Toh Hiong. Di depan toko pakaian bekas itu ada seorang laki-laki memakai sebuah caping yang bagian depannya hampir menutupi separoh wajahnya. Ketika Nyo Wan keluar, terdengar laki-laki itu bersuara heran sangat perlahan.
Semula Nyo Wan tidak menaruh perhatian, setelah berjalan sebentar, tiba-tiba ia merasa orang bercaping itu menguntit di belakangnya. Ketika Nyo Wan memutar ke suatu gang kecil dan keluar jalan besar pula, ternyata orang itu selalu mengintil saja.
Dengan mendongkol mendadak Nyo Wan berhenti, keruan orang itu hampir menyeruduknya dan lekas berhenti. Dengan nada dingin Nyo Wan menegur, “Apa kehendakmu, mengapa kau terus mengikuti aku?”
Berdiri berhadapan, laki-laki itu merasa lebih pasti akan diri Nyo Wan, ia pikir di dunia ini masakah ada orang yang begini mirip? Tentu dia adanya. Padahal tempo hari kusaksikan sendiri dia sudah membunuh diri, mengapa dia masih hidup?
Baca Juga: Ada Layanan Sewa Skuter dan Kursi Roda untuk Tawaf dan Sai, Ini Tarifnya
Sebaiknya kupancing dia ke suatu tempat terpencil untuk berbicara dengan dia. Demikan pikirnya.
Melihat orang memandangnya dengan kesima, Nyo Wan tambah mendongkol. Baru saja ia hendk mendamprat tiba-tiba orang itu berkata dengan menghormat, “Aku adalah kaum pengungsi, aku kekurangan sangu, maka ingin menjual sebilah golok pusaka padamu. Apakah nona mau beli?”
Memangnya Nyo Wan lagi ingin beli senjata, segera ia menjawab. “Mana goloknya? Coba lihat!”
Artikel Terkait
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (81)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (82)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (83)
Cerbung : Pahlawan Padang Gurun (84)