TINEMU.COM - Pada abad XXI, buku-buku masih terbit berwujud cetak. Di perpustakaan, masih ada buku-buku ditata di rak atau lemari. Kita memandang dan memegang dengan beragam kesan.
Buku cetak tetap pikat meski ada usaha-usaha besar digitalisasi. Keinginan bermesraan buku terselenggara saat zaman bergairah digital.
Orang-orang memuja buku cetak menginginkan nostalgia. Mereka bersama buku-buku (lama dan baru). Mereka pun ingin mengenal sesama pemuja buku. Mereka sanggup mengisahkan nafsu buku tapi berharap makin mengenali biografi para pembaca buku di pelbagai negara. Biografi itu tulisan atau buku. Pengisahan bisa berwujud novel.
Baca Juga: Opini: Doa dan Tenis
Di Indonesia, biografi para tokoh besar biasa memiliki halaman-halaman berkaitan buku-buku dimiliki dan dipelajari. Sekian buku berpengaruh dalam hidup. Halaman atau bab itu belum lekas berlanjut menjadi novel. Kita mungkin berharapan ada novel mengacu buku P Swantoro berjudul Dari Buku ke Buku: Sambung Menyambung Menjadi Satu.
Di situ, kita mengetahui usaha mencari atau mendapatkan buku. Pengalaman membaca buku saat bocah terus terbawa sampai menua. Sekian buku menentukan minat studi.
Tokoh mengalami ketakjuban buku dan bertemu dengan orang-orang perbukuan. Babak bekerja di penerbit memberi imbuhan-imbuhan pesona buku. Kita membaca buku Swantoro dengan cemburu dan penasaran. Kita mengandaikan ada penulisan lanjutan menjadi novel. Para pembaca mungkin terjerat dan terlena, berdampak membuat persumpahan untuk terus bersama buku-buku (cetak).
Baca Juga: Opini Bandung Mawardi: Jawab(an)
Acuan penting terdapat dalam buku berjudul Bukuku Kakiku. Di situ, ada tulisan puluhan tokoh besar di Indonesia menggandrungi buku. pengakuan biografis beragam. Para pengarang berhak mengubah menjadi cerita pendek atau novel.
Pada suatu masa, kita sebagai pembaca bakal merasakan kesan-kesan mengikutkan imajinasi. Novel mengenai biografi orang-orang (memuja) buku bakal menjadi sumber nostalgia saat kita sampai pada masa serba digital, termasuk perbukuan.
Artikel Terkait
Resensi Buku: Bacaan dan Keilmuan
Yuk Intip Cinderamata Khas Indonesia untuk Delegasi KTT G20
Tujuh Seniman Indonesia dan India Sajikan Karya 'Invisible Dance'
Cerbung Zabidi Zay: Petualangan Bocah-Bocah Sorotan (41)
Merawat Budaya Melalui Diplomasi Kopi Nusantara