Antisipasi Cuaca Esktrem, Ini Cara Kerja Teknologi Modifikasi Cuaca

- Selasa, 3 Januari 2023 | 16:02 WIB
Potensi hujan saat KTT G20 di Bali cukup tinggi, BRIN, BMKG dan TNI-AU melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC). (brin.go.id)
Potensi hujan saat KTT G20 di Bali cukup tinggi, BRIN, BMKG dan TNI-AU melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC). (brin.go.id)

TINEMU.COM - Pemerintah menggelar Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengantisipasi cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat yang diprediksi terjadi menjelang pergantian tahun baru 2023. Sebenarnya bagaimana cara kerja Operasi TMC?

Melansir dari laman brin.go.id, Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) pada dasarnya dilakukan untuk mem-premature-kan kejadian hujan yang seharusnya secara alami turun di daerah target. Potensi awan hujan dijatuhkan di luar target sehingga dapat mengurangi intensitas hujan di daerah target.

Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan dengan memicu potensi awan hujan yang ada di atmosfer dengan menebar garam ke dalam awan hujan, sehingga bisa turun jatuh menjadi hujan di tempat tertentu yang diinginkan sesuai kebutuhan dan tujuan.

Baca Juga: Ada Aliran Bab Kesucian, Ini Tanggapan Menteri Agama

"Yang patut dicatat dan dipahami TMC ini meski orang mengenal dengan hujan buatan, tapi kami tidak bisa membuat hujan,” ujar Koordinator Laboratorium Pengelola Teknologi Modifikasi Cuaca BRIN, Budi Harsoyo dikutip dari laman brin.go.id pada Selasa, 3 Januari 2023.

“Kalau kami diminta melakukan operasi TMC untuk mengisi waduk pada saat musim kemarau yang dalam kondisi kering dan tidak ada potensi awan, kami tidak bisa melakukan apa-apa, ini yang kita sampaikan terutama kepada stakeholder," imbuhnya.

Dalam melakukan operasi TMC, lanjut Harsoyo, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan TNI AU. BMKG berperan terutama dalam men-supply data dan informasi cuaca, awan dan arah angin. Sedangkan TNI AU menyediakan armada pesawat, khususnya untuk operasi TMC yang bertujuan dalam mitigasi bencana.

Baca Juga: IJ Kasimo: Berita, Iklan, Buku

Biasanya radar cuaca BMKG menginformasikan keberadaan awan target dan arah kekuatan angin ke pilot. Kemudian pesawat Casa yang membawa muatan garam (NaCl) akan menyemai awan hujan target, dimana posisi pesawat selalu berada di antara arah angin dan awan hujan target.

"Hujan sebisa mungkin diturunkan sebelum awan tiba di daerah target, sehingga intensitas hujan di daerah target berkurang," kata Harsoyo.

Untuk operasi TMC dalam penanggulangan bencana seperti sekarang ini, kata Harsoyo, Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) bisa membiayai dengan anggaran siap pakai kebencanaan, dengan syarat wilayah provinsi terdampak wilayah provinsi terdampak sudah mengeluarkan status siaga darurat bencana.

Baca Juga: Terima PMN Rp 3,2 triliun, KAI Siap Selesaikan Proyek Kereta Api Cepat Jakarta Bandung

Sedangkan untuk operasi TMC karhutla, biaya operasional dibiayai oleh KLHK dan juga dana CSR perusahaan. "60 persen biaya operasi TMC itu untuk biaya bahan bakar pesawat dan perawatannya, sehingga biayanya cukup besar," ulasnya.

Dijelaskan Harsoyo, TMC sebenarnya sudah mulai dikembangkan dengan metode penyemaian dari darat melalui menara Ground Based Generator (GBG). Namun sejauh ini baru bisa diimplementasikan untuk pengisian waduk.

Halaman:

Editor: Setiyo Bardono

Sumber: brin.go.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Daun Salam Ternyata Banyak Khasiatnya! Apa Saja?

Senin, 6 Maret 2023 | 08:02 WIB

Matador Glass Solusi Tingkatkan Produktivitas Perusahaan

Selasa, 28 Februari 2023 | 16:00 WIB

Kenali Perbedaan Ular Kobra dan King Cobra

Kamis, 23 Februari 2023 | 06:45 WIB
X