Bersama: Beraroma dan Bercerita

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 19:40 WIB
Teman Difalitera Berpetualang dengan Aroma di Rumah Atsiri (Nico Haryono)
Teman Difalitera Berpetualang dengan Aroma di Rumah Atsiri (Nico Haryono)

TINEMU.COM - Kami tak sedang pergi menuju matahari. Pagi dengan jalan sibuk dan godaan pelbagai makanan di pinggir jalan. Di Pajang (Solo), kami berkumpul sejenak untuk bersama naik Bus menuju Gunung Lawu. Konon, matahari biasa terbit di balik gunung seperti digambar bocah. Kami ke sana tapi tak sampai puncak, tak berakhir ke matahari.

Perjalanan berhenti sejenak di Jagalan, menjemput teman-teman. Bis pun penuh penumpang. Bus cukup besar bergerak pelan. Minggu itu sibuk. Orang-orang bepergian membuat jalan ramai. Minggu, 6 Maret 2023, kami berjanji membuat peristiwa bakal terkenang beralamat di Rumah Atsiri (Tawangmangu). Tempat di naungan Gunung Lawu, diimajinasikan sejuk atau dingin.

Kami bukan piknik. Kebersamaan di Rumah Atsiri untuk berkelana aroma, menikmati hamparan tanaman, dan bersantap makanan-makanan lezat. Di perjalanan, teman-teman bertukar lelucon. Sekian orang membuat percakapan serius. Para penidur menemukan kedamaian di atas jalan. Matahari di atas bis makin memberi sinar terang. Panas bakal bersama kami setelah hari-hari hujan dan basah.

Baca Juga: 25 dan 50

Sekian teman menuju Rumah Atsiri naik mobil. Bus memang tak cukup bila 30-an orang ikut menjadi penumpang. Perjanjian menuju alamat ingin selamat. Di sana, kamu sudah berimajinasi mendapat kejutan atau keajaiban.

Turun dari Bus, hawa agak sejuk tapi bising. Di dekat Rumah Atsiri, ada hajatan pernikahan. Tumpukan kotak berjumlah puluhan mengartikan suara lagu-lagu bakal menghabisi telinga kami. Pukul 10 pagi, dunia kami terlalu ramai oleh lagu-lagu bertema asmara untuk pengantin baru. Kami mustahil berdemonstrasi agar pembuat hajatan mengecilkan suara.

Kami senang mendapat penjelasan-penjelasan dari para pegawai Rumah Atsiri. Mereka sudah membuat album cerita dan penjelasan agar kami betah melakukan perjalanan di hamparan tanaman. Panas makin terasa. Keramaian belum reda gara-gara lagu-lagu pop cengeng dan dangdut. Kesabaran dalam pertemuan dengan tanaman-tanaman.

Baca Juga: Resensi Film: The Whale, Kisah Sedih yang Sengaja Disembunyikan

Teman-teman terbagi menjadi tiga kelompok. Sosok-sosok sabar dan tangguh menjadi pendamping bagi teman-teman tunanetra. Para pendamping itu Yessita, Yani, Mukhlis, Astuti, Sugeng, dan lain-lain. Mereka telah diajak bepergian ke pelbagai tempat. Di Rumah Atsiri, tempat lanjutan bagi mereka menambah beragam pengalaman: ruang, gerak, benda, aroma, dan lain-lain.

Mereka mula-mula bersuka cita dengan pembacaan buku cerita dalam acara rutin dinamakan Teras Baca Difalitera (Solo). Di situ, ada Indah Darmastuti dan teman-teman berkomplot dalam mengantar teman-teman tunanetra berkelana di sastra. Pengelanaan digenapi agenda-agenda mendatangi pelbagai tempat.

Di Rumah Atsiri, pengalaman itu berjalan, menikmati cerita, memegang pohon, memetik daun, menghirup aroma, makan daun, dan lain-lain. Kaki mereka terus bergerak, berhenti sejenak, dan bergerak lagi. Berdiri dan jongkok di hadapan tanaman-tanaman. Tangan mereka sibuk mengenali bentuk beragam tanaman. Tangan-tangan itu membuat sentuhan. Tangan memegang dan meraba menentukan pengalaman mengenali bentuk.

Baca Juga: Resensi Film : A Man Called Otto, Cinta Sesungguhnya Adalah Kekuatan Menjalani Hidup

Raga mereka diiringi cerita dan penjelasan pegawai. Sekian daun dan bunga mengandung khasiat dipergunakan dalam membuat wewangian, obat, minuman, bumbu masakan, dan lain-lain. Kami sering kaget dengan sejarah, penamaan, dan industri bersumber tanaman-tanaman.

Di situ, sekian tanaman berasal dari negeri-negeri jauh. Kami susah dalam mengetahui dan mengingat nama-nama. Sekian tanaman masih mungkin diakrabi: pala, cendana, gaharu, kenanga, dan lain-lain.

Teman-teman dari Teras Baca Difalitera bergairah memasuki hamparan tanaman dan buaian cerita aroma-aroma. Mereka rajin meminta pengisahan diselingi lelucon-lelucon membikin tertawa dan keringatan. Di titik-titik dianggap indah, kami biasa berfoto bersama. Tokoh, peristiwa, dan alam dalam jepretan-jepretan fotografer Nico Haryono.

Halaman:

Editor: Dedy Tri Riyadi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bersama: Beraroma dan Bercerita

Sabtu, 18 Maret 2023 | 19:40 WIB

Lily Yulianti Farid dan Lahirnya Sastra Reboan

Minggu, 12 Maret 2023 | 09:30 WIB

Adinegoro: Kata dan Peta

Sabtu, 25 Februari 2023 | 15:42 WIB

Soetomo: Dokter dan Waktu

Sabtu, 25 Februari 2023 | 15:12 WIB

Inilah Ramuan Herbal Buat Penurun Demam Anak

Selasa, 7 Februari 2023 | 13:26 WIB

Ali Sadikin : Foto dan Jakarta

Minggu, 29 Januari 2023 | 17:06 WIB

80 Tahun Marga T: Foto dan Laris

Minggu, 29 Januari 2023 | 16:44 WIB

Ciputra Itu Kalender

Jumat, 13 Januari 2023 | 19:54 WIB

Kalender dan Buku Tulis

Selasa, 10 Januari 2023 | 22:16 WIB

IJ Kasimo: Berita, Iklan, Buku

Selasa, 3 Januari 2023 | 11:14 WIB

UGM Gelar Nitilaku Merti Bumi Ambangun Nagari

Jumat, 16 Desember 2022 | 10:26 WIB

Remy Sylado, Dangdut, Kita

Rabu, 14 Desember 2022 | 15:53 WIB
X