TINEMU.COM - Penyair Budhi Setyawan merilis buku antologi puisi terbaru berjudul “Kembali ke Puisi”. Sesuai judulnya, buku ini berisi 72 puisi bertema puisi atau terkait dengan puisi, baik yang menggunakan judul dengan kata puisi atau sajak, atau yang berisi hal-hal sekitar puisi.
Mengapa penyair kelahiran Purworejo, Jawa Tengah ini memilih “Kembali ke Puisi” untuk judul buku terbarunya? Rupanya, Budhi Setyawan sudah menduga akan ada pertanyaan seperti itu, sehingga ia menyiapkan jawaban di preambul atau pendahuluan buku ini.
“Pemilihan judul buku ini lebih kurang sebagai upaya mengingatkan kepada pembaca bahwa ada ruang bernama puisi, yang bisa dimasuki sebagai wahana hiburan,” tulis Budhi Setyawan yang akrab dipanggil Buset.
Baca Juga: Asyik! FKKMK UGM Sediakan Sarapan Gratis Bagi Mahasiswa di Angkringan 8888
Menurutnya, kehidupan era kekinian yang semakin sibuk dan dalam risiko stress tinggi, butuh sarana relaksasi yang dalam hal literasi lewat karya dengan keindahan bahasa, salah satunya puisi.
Jika engkau merasakan waktu makin tergesa
memaksa kakimu berlari dalam luka
maka singgahlah ke dalam puisi
(Bait kedua puisi berjudul “Sejenak Bersama Puisi” karya Budhi Setyawan)
Melalui buku terbitan Taresia ini, Budhi Setyawan seakan ingin mengingatkan agar sebagai manusia kita tidak terlalu tenggelam dalam kesibukan untuk memenuhi kebutuhan hidup hingga menjadi mirip mesin, manusia mekanis yang tidak bisa menikmati kehidupannya.
Baca Juga: Laboratorium Musik Jakarta Bawakan Cinta di Sastra Reboan
“Jangan-jangan kita telah terlampau jauh ke depan, melewati batas, melewati rambu kemanusiaan sehingga saatnya kembali, kembali pada kesederhanaan, pada kebersamaan, pada hal-ihwal yang tak diikat dengan keharusan pada monotafsir dan penyeragaman,” tulis Budhi Setyawan yang memiliki koleksi ribuan pita kaset di rumahnya, kebanyakan album musik rock.
Maka tulislah sajak,
yang akan memberi jejak
dan menjadi sahabatmu hingga sepi tanak.
(Bait ketiga puisi berjudul “Menulis Jejak” karya Budhi Setyawan)
Meski kemajuan teknologi digital merambah kota dan desa, tetapi secara kodrati manusia suka dengan suasana alam. Budhi Setyawan menganalogikan seperti fenomena orang kota yang berlibur ke daerah wisata alam atau fenomena mudik ke kampung halaman.
Baca Juga: iFuel, Solusi Inovatif untuk Peningkatan Kinerja Logistik Indonesia
Artikel Terkait
Mari Menikmati Puisi-Puisi Cinta Penyair Persia
Muhammad Ade Putra Raih Juara II Tangkai Penulisan Puisi Peksiminas XVI
Pisang: Puisi dan Artis
Inilah Pemenang Sayembara Novel dan Manuskrip Puisi DKJ 2023
Gita Cinta dari SMA: Novel, Lagu, Puisi